Rabu, 13 November 2024

Covid-19 Varian Omicron: Indonesia Larang Masuk Orang dengan Riwayat Perjalanan dari 8 Negara

Hot News

TENTANGKITA, JAKARTA — Indonesia memberlakukan larangan masuk bagi orang asing dengan riwayat perjalanan dari  wilayah Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria dalam 14 hari terakhir.

Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Arya Pradhana Anggakara mengatakan aturan baru ini untuk menyikapi dinamika munculnya varian baru Covid-19 B.1.1.529 dari luar wilayah Indonesia.

“Jika ada orang asing yang pernah berkunjung ke negara-negara tersebut dalam kurun waktu 14 hari ke belakang, maka akan langsung ditolak masuk Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, ” jelas Angga dalam siaran pers, Minggu.

Indonesia juga menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas bagi warga delapan negara tersebut.

Kedua kebijakan tersebut menurut angga akan mulai berlaku pada Senin, 29 November 2021.

“Jika masyarakat membutuhkan konsultasi lebih lanjut, kamis sarankan menghubungi kami melalui livechat di www.imigrasi.go.id pada hari dan jam kerja, ” ujar dia.

Indonesia Harus Hati-hati

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, menyebut Indonesia harus berhati-hati menghadapi varian baru Covid-19, Omicron.

Melalui akun Twitter pribadinya, @ProfesorZubairi, pada 27 dan 28 November 2021.

“Berikut adalah peningkatan harian kasus baru di Afrika Selatan sejak Omicron teridentifikasi. Saya kira tingkat kenaikannya signfifikan–yang dimungkinkan merupakan sinyal superspreading:

23 November 2021: 868

24 November 2021 : 1.275

25 November 2021: 2.465

26 November 2021: 2.825

27 November 2021: 3.220

“Langkah mitigasi mutlak dilakukan untuk hindari pengulangan Delta. Apalagi Omicron (B.1.1.529) ini seperti “fitur terbaik” dari Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.”

“Di sisi lain, kita harus terima kasih kepada ilmuwan di Afrika Selatan yang transparan dan cekatan ungkap Omicron ini.”

“Kita jangan jemawa hadapi Omicron. Ingat penilaian media barat? Penanganan Indonesia terburuk dan baru normal 10 tahun lagi. Itu kata Bloomberg. Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa.”

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan analisis situasi dan segera mengambil tindakan antisipasi.

Namun, Wiku belum mengukapkan apa langkah antisipasi yang akan diambil pemerintah untuk mencegah varian Omicron masuk ke Indonesia.

“Dan segera merespons dengan langkah pencegahan agar Indonesia terlindungi dari potensi penularan tersebut. Tunggu saja update dari pemerintah,” ujarnya, Sabtu 27 November 2021.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan varian B.1.1.529 virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan sebagai variant of concern (VoC) dengan nama Omicron.

Penetapan Omicron sebagai VOC yang dinilai lebih cepat menular, menurut laman resmi lembaga dunia itu, https://www.who.int/, dilakukan berdasarkan penelitian TAG-VE.

Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE) adalah kelompok ahli independen yang secara berkala memantau dan mengevaluasi evolusi SARS-CoV-2 dan menilai apakah mutasi dan kombinasi mutasi tertentu mengubah perilaku virus. TAG-VE diadakan pada 26 November 2021 untuk menilai varian SARS-CoV-2: B.1.1.529.

Menyebar di Afrika Selatan

Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.

Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.

Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya.

Jumlah kasus varian ini tampaknya meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan. Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini.

Beberapa laboratorium telah mengindikasikan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut dropout gen S atau kegagalan target gen S).

Oleh karena itu tes ini dapat digunakan sebagai penanda untuk varian ini, menunggu konfirmasi sekuensing. Dengan menggunakan pendekatan ini, varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin akan lebih cepet bertumbuh.

Ada sejumlah penelitian yang sedang berlangsung dan TAG-VE akan terus mengevaluasi varian ini. WHO akan mengomunikasikan temuan baru dengan Negara Anggota dan kepada publik sesuai kebutuhan.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Kualifikasi Piala Dunia 2026 (AFC): Hajime Akui Indonesia Lawan Sulit

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Moriyasu Hajime, 'Jenderal' pasukan Jepang di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, mengakui Indonesia  bukan lawan mudah...