Senin, 22 Desember 2025

Motherland, Pameran Seni Gambar Bambang Asrini Tentang Ibu dan Nilai Kebangsaan Sambut Hari Ibu

“Seni menjadi instrumen kultural sebagai penanda, bahwa hakikatnya dalam diri seseorang atau sekelompok masyarakat mengalami nalar dan rasa terbangun imajinasi estetika bersama tentang Ibu biologis dan Tanah Air.”

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2025, pelukis Bambang Asrini menghelat pameran seni drawing kontemporer dengan juluk Motherland.

Pameran akan bertempat di galeri dan kafe Darmin Kopi, Jl. Duren Tiga Raya No.7e, Jakarta Selatan. Hajatan seni rupa itu akan berlangsung pada 23 Desember 2025 – 16 Januari 2026.

Bambang Asrini memilih tajuk Motherland atau Tanah Air, dengan sejumlah 15 buah karya drawing kontemporer mixed media on paper yang terhubung dengan ingatan momentum hari Ibu nasional.

Hal itu, menurut Bambang menjadi sebuah ekspresi seni rupa sebagai lahan refleksi ibu pelukis yang wafat, sekaligus sebuah pesan tentang kondisi mutakhir Tanah Air.

“Seni menjadi instrumen kultural sebagai penanda, bahwa hakikatnya dalam diri seseorang atau sekelompok masyarakat mengalami nalar dan rasa terbangun imajinasi estetika bersama tentang Ibu biologis dan Tanah Air,” ujar Bambang.

Pembukaan pameran pada Senin, 22 Desember, sedianya secara resmi dibuka oleh Erros Djarot, seorang legenda sutradara Indonesia, budayawan serta aktivis politik.

Pembukaan dimeriahkan  penampilan kolaborasi tiga seniman performans berjudul ‘Tamiang’ oleh Iskandar Nizar, Yosef Oktaviana dan Aendra Medita.

Dwi Sutarjantono, seorang pemerhati seni dan gaya hidup, memandang pameran Motherland seperti persembahan seorang anak kepada ibunya, selain persembahan seorang seniman kepada luka yang membentuknya.

“Bambang juga mengandaikan bahwa pameran adalah persembahan seorang anak negeri kepada Ibu Pertiwi. Sejatinya, garis pada kertas dapat menjadi jembatan antara yang hidup dan yang telah pergi dan seni bisa menjadi rumah ketika dunia tidak lagi ramah selain arti kehilangan, betapapun menyakitkan, dapat melahirkan keindahan yang membuat kita mengerti tentang apa artinya menjadi manusia,” ujar Dwi menambahkan.

PERTARUNGAN DIALEKTIS

Sementara itu, Imam Muhtarom, seorang pengamat seni dan kandidat doktor dari Universitas Indonesia dalam pengantar katalog menyatakan bahwa karya lukis Bambang menempatkan pertarungan secara dialektis antara gagasan mengenai keadilan dan kesejahteraan dalam berbangsa dan bernegara.

“Helatan gambar-gambar di pameran Motherland, adalah waktu yang tepat di hari Ibu nasional, sebagai ungkapan seni bernarasi menyoal kebangsaan, selain cerita kontemplatif personal ibu almarhumah pelukis dan mengulik ingatan kehidupan berbangsa di Indonesia pada tingkatan kelas sosial yang tertindas dalam konteks keindonesiaan,” imbuh Imam.

Pernyataan lain, datang dari Seno Joko Suyono, Founder Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) menyatakan bahwa seluruh karya gambar Bambang sesungguhnya adalah renungan kondisi carut marut masyarakat.

“Seni gambar Bambang paralel dengan pamflet. Bambang ingin mengejar kesubliman dan keresahan eksistensial dengan caranya sendiri. Cara yang ditempuh dengan menggali ingatan atas tangan-tangan ibunya yang wafat dan berkarakter keriput sebagai perlambangan kolektif,” imbuh Seno.

“Gambar-gambar itu memetaforakan dari keputus-asaan sampai harapan. Karya-karya itu menyuarakan keresahan batin, keinginan dunia yang indah namun ternyata membentur ilusi,” ungkap Seno.

Pengantar lain di katalogus, yakni Ilham Khoiri, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia menyatakan bahwa pameran ini patut disambut karena memperlihatkan metamorfose Bambang, dari seorang kurator, penulis dan aktivis seni rupa yang menunjukkan sisi dirinya sebagai seniman.

“Kegelisahan yang selama ini ditulis dalam bentuk teks, sekarang diekspresikan melalui bahasa visual dalam bentuk drawing. Karyanya melalui berbagai tanda visual mengingatkan akan berbagai masalah di Indonesia. Yang jika dibiarkan, cita-cita luhur pendiri bangsa ini bakal kandas oleh ulah oligarkhi dan elite politik,” ujar Ilham.

Dia menyatakan juga bahwa pameran Motherland ini, mengajak kita untuk kembali memakmurkan Ibu Pertiwi, membangun negeri yang telah susah payah dimerdekakan oleh para pendiri bangsa dengan mempertaruhkan harta benda, darah, keringat, dan nyawa.

Penulis lain dalam katalog pameran Aendra Medita, seorang seniman, jurnalis senior dan founder seni.co.id, menyatakan bahwa keseluruhan pameran Motherland, menunjukkan bagaimana drawing sebagai medium dasar seni rupa memiliki kekuatan yang khas.

Garis yang spontan, cepat, namun bermakna, memungkinkan perupa menghadirkan suasana batin, gejolak sosial, dan ingatan sejarah secara bersamaan.

“Mixed media yang digunakan Bambang menambah kedalaman tekstur visual, mempertegas bahwa identitas bangsa pun sejatinya adalah kolase dari banyak lapisan pengalaman dan nilai,” kata Aendra.

“Karya-karya Bambang mengajak kita menundukkan kepala sejenak, membiarkan diri disentuh oleh ingatan, kemudian bangkit dengan kejelasan baru tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana bangsa ini hendak melangkah,” kata Aendra menutup keterangannya di katalog pameran.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Ustadz Muhammad Jazir Meninggal Dunia

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Muhammad Jazir ASP meninggal dunia...