Sabtu, 11 Mei 2024

19 Kabupaten Alami Kenaikan Kasus Covid-19: Fak-fak dan Purbalingga jadi Perhatian

Hot News

TENTANGKITA, JAKARTA — Tren kenaikan kasus Covid-19 dilaporkan mulai melonjak di beberapa negara. Hal itu menjadi sinyal bagi dunia termasuk Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara terutama menjelang Nataru 2021.

Pemerintah mempelajari kenaikan kasus naik signifikan pasca libur panjang. Sebab, saat moment tersebut terjadi mobilitas dan interaksi yang tinggi antar masyarakat.

Guna menekan penularan kasus yang kian meluas. Mulai 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022, pemerintah mulai memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia.

Semua kejadian kasus di negara-negara luar negeri, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, terus dipelajari dan awasi dengan ketat serta dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami juga mengamati situasi pandemi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, semuanya masih baik jadi kita tidak perlu khawatir tetapi kita memonitor yang memiliki potensi kenaikan,” kata Menkes Budi Sadikin pada Konferensi Pers Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, 26 November 2021.

Dari hasil pengamatan, dilaporkan total 19 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus dengan lama waktu yang berbeda-beda. Dua daerah yakni Fak-Fak dan Purbalingga dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut ada kenaikan kasus terkonfirmasi.

Selanjutnya ada Lampung Utara yang sudah naik 3 minggu berturut-turut, dan 16 kota yang dua minggu naik. Kendati presentasenya kecil, monitoring terus dilakukan agar tidak terjadi ledakan kasus.

“Walaupun jumlahnya masih kecil, positivity rate dan BOR rumah sakit masih rendah, tapi kita mengikuti daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau ada kenaikan,” terangnya seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan, sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Menurut Menkes, kenaikan ini salah satunya dipicu menurunnya kemampuan testing dan tracing terhadap kontak erat kasus terkonfirmasi serta berkurangnya kesadaran masyarakat menerapkan prokes 5M.

“Kita juga memperhatikan mengenai kota-kota tersebut apa yang harus diperbaiki, yaitu tracing dan testingnya. Testing harus dilakukan terhadap orang-orang kontak erat hasil dari tracing. Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan, disiplin untuk tracing dan testingnya sangat rendah,” terang Menkes.

WHO: Varian Baru Covid-19 Omicron Lebih Mengkhawatirkan, Ini Langkah Antisipasi

Merespon hal ini, Menkes meminta kepala daerah agar memperkuat 3T (Testing, Tracing dan Treatment), menegakkan protokol kesehatan 5M dan menggenjot cakupan vaksinasi terutama pada kelompok-kelompok yang rentan terpapar Covid-19.

Terkait dengan vaksinasi, per 26 November 2021 pemerintah telah menyuntikkan 231,8 juta dosis vaksin Covid-19 dengan rincian 137,5 juta orang menerima dosis pertama, 93,1 juta orang telah mendapatkan dosis kedua dan 1,2 juta tenaga kesehatan sudah menerima vaksin dosis ketiga (booster).

Dalam 3 minggu terakhir, laju vaksinasi mengalami penurunan. Hal ini salah satunya disebabkan adanya ketakutan masyarakat menggunakan vaksin yang tersedia terutama vaksin dengan platform mRNA.

Menkes meminta masyarakat untuk segera vaksinasi Covid-19. Tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Tidak perlu memilih merk vaksin, gunakan vaksin yang tersedia terlebih dulu saat ini. Pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.

“Tidak usah khawatir vaksin ini terbukti aman, jangan sampai apa yang terjadi di Eropa terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia 2026: Indonesia Lolos Ke Babak Ketiga, Penuhi 1 Syarat Ini

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Timnas Indonesia di ambang pintu  putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pasalnya, dengan nilai...