Sabtu, 11 Mei 2024

Rocky Gerung Ternyata Pengagum Buya Syakur, Sering Nonton Ceramahnya di YouTube

Buya Syakur muda belajar dan bekerja di Tunisia. Di negara itu, bahasa Prancis merupakan bahasa yang lazim dipakai. Jadi tidak heran, ulama itu fasih menyitir kata dan ungkapan dalam bahasa Prancis.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Rocky Gerung, aktivis yang pemikir, ternyata mengagumi sosok almarhum Buya Syakur Yasin, ulama eksentrik asal Indramayu, yang baru meninggal pada 17 Januari 2024.

Kekaguman Rocky Gerung terhadap Buya Syakur Yasin disampaikan saat wawancara dengan Hersubeno Arief di kanal YouTube.

“Ya saya berduka cita Buya Syakur (meninggal). Saya sudah beberapa kali berjanji berdiskusi dengan beliau, tetapi belum ada kesempatan dan akhirnya dia mendahului kita. Selamat jalan teman berpikir, Buya Syakur.” kata Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, semua ceramah Buya Syakur menunjukkan betapa Indonesia memiliki banyak orang berkelebihan akal, sebetulnya.

Buya Syakur, menurut dia, dengan enteng, dengan santai, tetapi dengan ketajaman ilmu pengetahuan, menguraikan soal-soal rumit di dalam hukum syariah, di dalam fikih, di dalam legal philosophy dari masyarakat Islam, masyarakat muslim.

“Dia dia mengedarkan dengan cara yang unik yaitu kemajemukan,dan terutama kesetaraan manusia. Jadi kita ingat Buya Syakur sebagai orang yang menuntun bangsa ini untuk tidak hilang akal sehat. Saya banyak belajar dari YouTube dia dan itu menginspirasi kita juga,” Rocky Gerung.

Tidak heran kalau Rocky Gerung mengimbau anak-anak muda dan Generasi Z untuk mengikuti ceramah-ceramah almarhum yang sangat bermanfaat bagi bangsa ini.

Ceramah Buya Syakur, menurut dia, menenangkan batin dan dituntun oleh logika yang tajam.

“Jadi kemampuan beliau untuk menyederhanakan ilmu pengetahuan, itu dimaksudkan supaya jalan pikirannya itu tetap utuh, walaupun diucapkan secara sederhana. Jadi sekali lagi selamat jalan Buya Syakur dan saya terutama menikmati dengan sangat indah seluruh pemikiran almarhum,” kata Rocky Gerung mengakhiri testimoninya.

BACA JUGA: Buya Syakur Yasin Indramayu Meninggal Dunia Rabu Dini Hari 17 Januari 2024

ULAMA EKSENTRIK

Sebelumnya, wartawan tentangkita.co, St Eries Adlin dalam tulisannya menyebut Buya Syakur sebagai ulama ekstentrik.

Tentu hal itu bukan tanpa alasan. Meski rutin mengisi pengajian di desa kecil dan kota kecil Indramayu, ceramah Buya Syakur tersebar melintas batas kota bahkan negara lewat YouTube.

BACA DEH  Suhu di Arab Saudi Bisa 48—50 Derajat, Menag Gus Yaqut Imbau Jemaah Haji Jaga Kesehatan

Dan kanal YouTube itu bukan kaleng-kaleng. Kanal resmi YouTube KH Buya Syakur Yasin MA dengan Wamimma TV-nya memiliki 1,16 juta subscriber. Belum lagi siaran ulangan atau potongan ceramah Buya Syakur yang diunggah kanal YouTube dari pihak lain.

Kalau mendengarkan dan menonton video ceramah beliau, kita akan menikmati idiom-idiom dengan dialek Indramayu alias Cirebonan yang khas bercampur dengan bahasa Indonesia, Arab, Inggris bahkan Prancis.

Perjalanan hidup memang memungkinkan ulama ini berbicara dalam aneka bahasa. Buya Syakur sempat belajar dan tinggal di Timur Tengah mulai Irak, Suriah, Libya, Tunisia, hingga Mesir selama 20 tahunan.

Buya Syakur muda belajar dan bekerja di Tunisia. Di negara itu, bahasa Prancis merupakan bahasa yang lazim dipakai. Jadi tidak heran, ulama itu fasih menyitir kata dan ungkapan dalam bahasa Prancis.

Buya Syakur juga sempat menempuh pendidikan doktoral di di Oxford sehingga bahasa Inggris tentu bukanlah menjadi persoalan bagi orang Indramayu ini.

Menurut St Eries Adlin, Buya Syakur amat mengedepankan rasionalitas dalam memahami agama. Akibatnya, tidak jarang sebagian orang menyebut beliau dekat dengan pemikiran Mu’tazilah yang mengedepankan free will.

“Walaupun, kalau saya mengikuti ratusan ceramah beliau di YouTube, sepertinya label itu tidak 100 persen tepat. Dalam momen tertentu, beliau justru mengajarkan jamaahnya bahwa semua yang terjadi di muka bumi sudah ada ketentuan dari Allah—sebuah pemikiran yang berkebalikan dengan paham  mu’tazilah,” tulis St Eries Adlin.

Kepada jamaah yang mengikuti pengajiannya di desa-desa Indramayu, Buya Syakur enteng-enteng saja menyitir penjelasan tentang oxyribonucleic acid alias DNA atau ilmu antariksa.

Ulama inipun tak sungkan menyelipkan nama ‘ilmuwan sekuler’ seperti Albert Einstein, Aristoteles, atau Sigmun Freud di antara ulama besar Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafei, Imam Hambali, Syaikh Abdul Qadir al Jilani, dan Imam Ghazali dalam ceramahnya.

BACA DEH  Suhu di Arab Saudi Bisa 48—50 Derajat, Menag Gus Yaqut Imbau Jemaah Haji Jaga Kesehatan

Akibat isi ceramahnya yang beraneka ragam itu, sebagian orang dan juga ulama menilai pemikiran Buya Syakur menyesatkan. Tudingan yang lebih halus, ulama asal Indramayu ini lekat dengan pemikiran liberal dan pluralisme.

Kalau menurut saya sih, pemikiran Buya Syakur masih oke-oke saja. Memang, dalam beberapa hal, kadang saya tidak ‘sampai’ dan ‘berani’ untuk berpandangan seperti beliau.

TAFSIR AL FATIHAH

Salah satu yang paling yang saya ingat terkait dengan isi ceramah Buya Syakur adalah ketika beliau menjelaskan tafsir surat Al Fatihah terutama menyangkut kata arrahman dan arrahiim.

Sebagai ahli linguistik, Buya Syakur mempermasalahkan tentang terjemahan dari kata arrahmanirrahiim dalam surat Al Fatihah. Yang umum, kata tersebut diartikan sebagai Yang Maha Pengasih dan (lagi) Maha Penyayang.

Terjemahan dengan menggunakan kata ‘dan’ atau ‘lagi’ itu dipersoalkan Buya Syakur karena yang tertulis adalah arrahmanirrahiim bukan arrahman wa rahiim. Dalam bahasa Arab, ‘wa’ itu artinya ‘dan’.

Beliau memberikan ilustrasi yang menarik tentang tafsir arrahmanirrahiim itu. Contohnya pakai bahasa saya saja ya.

Misalnya saya memiliki pujaan hati seorang perempuan yang dilabeli dengan istilah ‘hitam manis’.  Nah hitam manis itukan konsep untuk menyebutkan kecantikan. Istilah itu kan gak bisa diartikan dengan dengan perempuan hitam dan perempuan manis. Begitu kira-kira penjelasannya.

Contoh lain dari pencerahan dari Buya Syakur yang berkesan buat saya adalah ketika beliau menjelaskan tentang konsep haram dalam Islam.

Menurut Buya Syakur, haram itu tidak bisa diartikan sebagai sekadar larangan an sich. Haram bisa juga berarti mulia dan terhormat.

Silakan untuk mengetahui tulisan lengkap St Eries Adlin berjudul Buya Syakur yang (Sedikit) Kenal, silakan KLIK tautan ini.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia 2026: Indonesia Lolos Ke Babak Ketiga, Penuhi 1 Syarat Ini

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Timnas Indonesia di ambang pintu  putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pasalnya, dengan nilai...