Selasa, 10 Juni 2025

Ini Nasib Empat Usaha Tambang di Raja Ampat

Greenpeace mengungkapkan tambang di lima pulau kecil di Raja Ampat merusak lebih dari 500 hektare hutan dan mengancam 75 persen terumbu karang terbaik dunia

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Setelah diributkan oleh sejumlah pihak, Selasa [10/6/2025], izin usaha pertambahan (IUP) empat perusahaan di Raja Ampat, Papua Barat Daya, akhirnya dicabut oleh pemerintah.

“Atas petunjuk Bapak Presiden, beliau memutuskan pemerintah akan mencabut izin usaha pertambangan untuk empat perusahaan di Kabupaten Raja Ampat,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa [10/6/2025].

Keempat perusahaan  itu:  PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining.

Hal itu diputuskan oleh Presiden Prabowo Subianto saat rapat terbatas bersama sejumlah menteri di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin [9/6/2025].

Sebelumnya, Greenpeace mengungkapkan tambang di lima pulau kecil di Raja Ampat merusak lebih dari 500 hektare hutan dan mengancam 75 persen terumbu karang terbaik dunia di kawasan tersebut. Aktivitas tambang juga dinilai melanggar UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Mensesneg juga juga menyebutkan Pemerintah sejak Januari 2025 juga telah menerbitkan peraturan presiden mengenai penertiban kawasan hutan, yang di dalam termasuk usaha-usaha berbasis sumber daya alam dan usaha pertambangan.

Dalam pernyataannya di website greenpeace.org, mengungkap dari sebuah perjalanan menelusuri Tanah Papua pada tahun lalu, Greenpeace menemukan aktivitas pertambangan di sejumlah pulau di Raja Ampat, di antaranya di Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Pulau Manuran.

Ketiga pulau itu termasuk kategori pulau-pulau kecil yang sebenarnya tak boleh ditambang menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil.

Menurut analisis Greenpeace, eksploitasi nikel di ketiga pulau itu telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami khas. Sejumlah dokumentasi pun menunjukkan adanya limpasan tanah yang memicu sedimentasi di pesisir–yang berpotensi merusak karang dan ekosistem perairan Raja Ampat–akibat pembabatan hutan dan pengerukan tanah.

BACA DEH  Ini Lima Perusahaan Tambang yang Beroperasi di Raja Ampat Papua Barat Daya

Selain Pulau Gag, Kawe, dan Manuran, pulau kecil lain di Raja Ampat yang terancam tambang nikel ialah Pulau Batang Pele dan Manyaifun. Kedua pulau yang bersebelahan ini berjarak kurang lebih 30 kilometer dari Piaynemo, gugusan bukit karst yang gambarnya terpacak di uang pecahan Rp100.000.

Raja Ampat, yang sering disebut sebagai ‘surga terakhir di Bumi’, terkenal karena kekayaan keanekaragaman hayati baik di darat maupun di lautnya. Perairan Raja Ampat merupakan rumah bagi 75 persen spesies coral dunia dan punya lebih dari 2.500 spesies ikan. Daratan Raja Ampat memiliki 47 spesies mamalia dan 274 spesies burung. UNESCO juga telah menetapkan kawasan Raja Ampat sebagai global geopark.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Dilumat Jepang 6-0, Ini Catatan Terburuk Indonesia Di Kualifikasi

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga akhir yang menyakitkan. Tampil di pertarungan puncak di Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona...