Jumat, 10 Mei 2024

Ketika PNM Menoleh ke Taman Kuningan Mulia Lewat Program Warung Sikumbang

Pelaku usaha pun mulai paham bahwa ada nilai ekonomi untuk tambahan hidup dengan mengelola sampah yang merupakan residu bisnis utama mereka.

Hot News

TENTANGKITA.CO – Pepatah ‘semut di seberang lautan jelas kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak tampak’ sepertinya tidak pas dilekatkan ke PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Menurut catatan tentangkita.co, nasabah aktif PNM yang tersebar dari Sabang sampai Merauke sampai dengan September 2023 sudah melewati angka 14,8 juta orang.

Sebagian besar mereka adalah para permpuan yang menjadi nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Perusahaan pelat merah ini memiliki lebih dari  4.500 kantor layanan yang tersebar di 431 kabupaten dan kota di 35 provinsi di Indonesia.

Nah, bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pembiayaan ultra mikro ini, yang jauh bisa terlihat, pun begitu adanya dengan yang dekat-dekat.

Sejak Juli tahun lalu, PNM meluncurkan program Warung Sikumbang sebagai bentuk komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

BACA JUGA: Target 20 Juta Nasabah PNM Mekaar di Tahun 2024 dari Pak Jokowi, Begini Keyakinan Erick Thohir

Melalui program Warung Sikumbang, PNM dengan menggandeng Seasoldier melakukan edukasi dan penimbangan sampah untuk menghasilkan nilai ekonomi. Program itu menyasar komunitas pedagang di Kawasan Taman Kuningan Mulia, sekitar lokasi Kantor Pusat PNM.

Program Warung Sikumbang sudah berjalan selama setahun yang terbagi dalam dua tahap. Periode pertama 7 Juli 2022 hingga 4 November 2022 dan periode kedua 13 Februari hingga 11 Agustus 2023.

Jeda waktu pada Desember 2022—Januari 2023 digunakan manajemen perusahaan pelat merah itu untuk melakukan evaluasi sebelum memutuskan untuk memperpanjang program Warung Sikumbang.

Dari sisi edukasi, program Warung Sikumbang berupaya memberikan pemahaman terkait pentingnya menjaga lingkungan sekaligus bermanfaat secara ekonomi melalui pembentukan bank sampah.

Dengan edukasi lewat program Warung Sikumbang, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi berharap konsistensi para pelaku usaha dalam mengelola sampahnya terus berjalan.

BACA DEH  Freeport Indonesia: Izin Ekpsor Konsentrat Tembaga Diperpanjang

BACA JUGA: Sri, PNM dan Kisah Sukses Usaha Kerajinan Kain Sasirangan

“Semakin banyak pedagang yang mau memulai mengelola sampah tentu pemasukan secara ekonomi mereka juga bertambah, selain berkontribusi untuk emisi karbon. Hal baik ini lah yang perlu ditularkan kepada pedagang dan pengelola warung lainnya,” papar Arief.

Peran utama PNM dalam program Warung Sikumbang adalah sebagai penyedia material pendukung berupa tempat sampah organik dan anorganik, buku rekening bank sampah.

BUMN ini juga membangun lubang percontohan untuk praktik pengolahan sampah organik dengan metode biopori dan reward kepada pemilik warung yang telah aktif memilah sampah.

PERGESERAN PERILAKU PEDAGANG

Dari total 50 warung yang beroperasi di Taman Kuningan Mulia, seperti dilansir laman resmi BUMN itu, pnm.co.id, sebanyak 21 pemilik warung telah aktif berpartisipasi memilah sampah dan melakukan penimbangan.

Pada periode pertama, jumlah sampah yang terpilah sebanyak 289,3 kg dan meningkat secara drastis pada periode kedua sejumlah 1.662,5kg.

Sampah tersebut terdiri dari sampah kertas, plastik, logam dan lain-lain. Nilai ekonomi bagi mereka yang aktif memilah dan menimbang sampah pun juga ikut bertambah.

BACA JUGA: Erawati, Nasabah PNM Berdayakan Perempuan Lewat Batik Blora

Menurut Arief Mulyadi, sebelum Warung Sikumbang berjalan, 94% pemilik warung tidak ada yang memilah sampah mereka. Setelah program tersebut berjalan, terlihat ada pergeseran perilaku para pedagang.

Pelaku usaha pun mulai paham bahwa ada nilai ekonomi untuk tambahan hidup dengan mengelola sampah yang merupakan residu bisnis utama mereka.

Menurut Arief Mulyadi, program TJSL memang perlu dikemas dengan memperhatikan bukan hanya aspek lingkungan tetapi juga sosial dan ekonomi.

“Jika kita konsisten dengan kebiasaan memilah sampah ini, tiga masalah dasar masyarakat akan mampu kita atasi bersama. Masalah ekonomi, sosial dan lingkungan bisa kita selesaikan” ujar orang nomor satu di PNM itu.

BACA DEH  Freeport Indonesia: Izin Ekpsor Konsentrat Tembaga Diperpanjang

Arti penting Warung Sikumbang bagi PNM sendiri adalah lembaga pembiayaan ultra mikro ini memiliki kontribusi membantu pemerintah dalam mencapai 11 dari 17 indikator pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

BACA JUGA: KIAT SUKSES: Kemitraan Marie dan PNM, Ubah Dendeng Rusa Jadi Cuan

Satu tahun berjalan, program Warung Sikumbang telah mencakup ketiga aspek tersebut dengan potensi pengurangan emisi karbon sebanyak 398kg CO2e.

PNM tidak berhenti pada upaya memberikan pembiayaan dan pendampingan berkelanjutan sampai pada naik kelasnya usaha mikro dan ultra mikro menjadi lebih berdaya.

Pembiayaan dan pendampingan secara berkesinambungan inilah yang menjadi pembeda PNM dengan lembaga pembiayaan lain.

Program Warung Sikumbang memang baru berjalan di Kawasan Taman Kuningan Mulia, sekitar lokasi Kantor Pusat PNM. Namun, tentu insan PNM berharap seperti kata pepatah, ‘sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.”

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Tim U-23 Indonesia Kubur Mimpi Ke Olimpiade

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Tim U-23 Indonesia gagal tampil di Olimpiade Paris 2024 setelah pada laga play-off kalah 0-1 dari...