Senin, 6 Mei 2024

Jelang Ramadhan Ramai Ziarah Kubur, Benarkan Itu Praktik Syirik? Ini Penjelasannya 

Jelang Ramadhan, makam-makam ramai diziarahi, namun apakah benar ziarah ini sudah sesuai dengan ajaran Islam atau malah syirik?

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Jelang Ramadhan, makam-makam di Indonesia ramai oleh masyarakat yang berziarah, namun apakah benar ziarah kubur ini sudah sesuai dengan ajaran Islam, atau malah syirik?

Peziarah berdoa di makam orang tua, kerabat, leluhur dan tokoh masyarakat yang dianggap penting.

BACA JUGABacaan Doa Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Hadits Nabi (Hikmah Ramadhan)

Mereka ziarah kubur jelang ramadhan selain berdoa juga mencabuti rumput dan menaburkan bunga di atasnya.

Mari kita bahas, apakah ziarah kubur jelang Ramadhan termasuk syirik?

Abu Hafsin Ketua Dewan Tanfid Nahdlatul Ulama Jawa tengah mengatakan ziarah kubur  mempunyai banyak manfaat, termasuk mengingatkan orang pada jasa-jasa orang yang telah meninggal.

BACA JUGAShalat Tarawih atau Qiyamu Ramadhan, Dalil dan Tata Cara Menurut Muhammadiyah

Ziarah sebelum Ramadhan sebenarnya tidak diatur spesifik dalam syariah. Ini adalah kegiatan yang bersumber dari tradisi masyarakat Jawa yang disebut “nyadran”.

Karena Ramadhan itu penyucian diri, ziarah kubur bagus saja dilaksanakan, kata dia.

BACA JUGA: Malam Lailatul Qadar Turun Tanggal Berapa Ramadhan? Ini Penjelasan Muhammadiyah

“Bukan untuk meminta-minta pada arwah orang meninggal, tapi mengingatkan, tentang kematian dan jasa orang yang diziarahi,”ujar dia.

Menurut situs nu.or.id, melalukan ziarah kubur pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang bulan Ramadhan hukumnya adalah sunnah.

BACA JUGA: Kapan Saat Tepat Bayar Zakat Fitrah? Malam Pertama Ramadhan Sudah Bisa

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya Fatawa Fiqhiyah al-Kubra.

“Beliau (Ibnu Hajar) ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula perjalanan ke makam mereka.

BACA DEH  Hari Ke-801 Perang Rusia-Ukraina, Rusia Ubah Taktik

BACA JUGAIni Dia, 5 Persiapan Sambut Ramadhan, Harus Jasmani Rohani

Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa seorang Muslim yang menziarahi makam keluarganya seperti bapak, ibu, paman, bibi, dan saudara-saudaranya yang lain, maka dia akan memperoleh pahala sebesar pahala orang haji mabrur dan kelak jika ia sudah meninggal akan diziarahi malaikat.

Berikut haditsnya:

أنبأنا إسماعيل بن أحمد أنبأنا حمزة أنبأنا أبو أحمد بن عدى حدثنا أحمد بن حفص السعدى حدثنا إبراهيم بن موسى حدثنا خاقان السعدى حدثنا أبو مقاتل السمرقندى عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من زار قبر أبيه أو أمه أو عمته أو خالته أو أحد من قراباته كانت له حجة مبرورة, ومن كان زائرا لهم حتى يموت زارت الملائكة قبره.

Artinya: Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya.

BACA JUGA: NGAJI BUYA ARRAZY: Ciri Pengikut Dajjal, Tak Percaya Habib!

Dalam hadits lain Rasulullah juga memaparkan bahwa orang yang menziarahi makam kedua orangtuanya pada setiap hari Jumat, maka perbuatannya itu tergolong dalam kategori berbakti kepada keduanya.

Hadits tersebut berbunyi:

حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبى, حدثنا عم أبى محمد بن النعمان عن يحي بن العلاء البجلي عن عبد الكريم أبى أمية عن مجاهد عن أبى هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “من زار قبر أبويه أو احدهما فى كل جمعة غفر له وكتب برا

BACA DEH  Semifinal Piala Asia U-23 2024: Indonesia vs Uzbekistan 0-2, Ke Olimpiade Tertunda

Artinya:

Rasulullah bersabda: Barangsiapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya (HR Abu Hurairah).   

BACA JUGA: Hukum Mengucapkan Selamat Natal: Ini Pandangan Buya Arrazy

Penjelasan spiritual

Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman Arizal Mutakhir mengatakan ziarah diidentifikasi sebagai aktivitas mengunjungi makam leluhur atau tokoh-tokoh penting masyarakat.

Menurut dia, ziarah kemudian diartikan sebagai laku spiritual untuk mengingat jasa-jasa orang yang sudah meninggal dan menghormati leluhur.

BACA JUGAFATWA MUHAMMADIYAH: Hukum Bolehkah Perempuan Haid Masuk Masjid Ikut Pengajian

Setelah bertemu dengan ajaran Islam, ziarah menjadi sebuah ritual untuk mengingat kematian dan akhirat.

Ketiadaan ziarah tahun ini akibat wabah Covid-19 menurut dia akan memotong salah satu siklus kehidupan spiritual masyarakat.

BACA JUGA: PENGAJIAN GUS BAHA: Cerita Nabi Ibrahim dan Malaikat Izrail Saat Mau Mencabut Nyawa

“Ziarah ini mengingatkan bahwa perjalanan manusia ada titik hentinya. Ini semacam siklus kehidupan manusia,” ujar dia.

Budayawan Ahmad Tohari mengatakan bagi sebagian masyarakat Indonesia, tidak pulang berziarah akan membuat masyarakat secara spiritual “kurang”.

“Ziarah ini semacam tonggak batin. Mereka pulang berziarah itu kan sekalian silaturahmi, ekspresi keterikatan garis keturunan,” ujar dia.

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Sertifikat Halal: Oktober 2024, UMKM Kuliner Wajib Miliki

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Pemerintah  mewajibkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kuliner  memiliki sertifikasi halal mulai Oktober 2024.Kebijakan...