Minggu, 28 April 2024

Begini Gejala dan Tindakan Awal untuk Tangani Gagal Ginjal Akut pada Anak

Gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang bahkan tidak bisa Buang Air Kecil (BAK) sama sekali. Menurut dr Yanti, pada kondisi seperti sudah fase lanjut dan harus, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Hot News

TENTANGKITA.CO – Kementerian Kesehatan (Kemnekes) menjelaskan gejala dan tindakan yang harus dilakukan untuk penanganan penyakit gagal ginjal akut pada anak.

Dimulai dari diagnosis klinis. Penegakan diagnosis untuk penyakit gagal ginjal akut pada anak diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, salah satunya terjadi penurunan jumlah BAK (oliguria) atau tidak ada sama sekali BAK (anuria).

“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi atau penyaringan ginjal. Biasanya ditandai peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia dan atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urine,” kata dr. Yanti, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kemenkes, dr. Yanti Herman.

Gagal Ginjal Akut belakangan ini didapati menyerang anak yang berusia 6 bulan-18 tahun, paling banyak terjadi pada balita. Gejala awal yang sering tampak adalah infeksi saluran cerna dan gejala ISPA.

BACA JUGA: Tanda Lingkaran Putus atau Bulat di WA: Ini Fungsi dan Arti Ikon Fitur WhatsApp

Gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang bahkan tidak bisa Buang Air Kecil (BAK) sama sekali. Menurut dr Yanti, pada kondisi seperti sudah fase lanjut dan harus, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Orang tua yang memiliki anak dengan gejala seperti di atas terutama pada rentang usia tersebut, diminta lebih waspada.

Mereka harus aktif memantau tanda bahaya umum serta pemantauan jumlah dan warna urin (pekat atau kecoklatan) di rumah. Pastikan juga anak mendapatkan cairan yang cukup dengan minum air.

“Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), segera bawa anak anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujar dr. Yanti seperti dilansir laman Kemenkes.

BACA JUGA: Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak Terkait dengan Vaksinasi Covid-19? Ini Penjelasan Kemenkes

Saat di rumah sakit, Kemenkes merekomendasikan agar pemeriksaan berlanjut pada fungsi ginjal (turun, kreatinin).

Kalau fungsi ginjal meningkat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, evaluasi kemungkinan etiologi, dan komplikasi.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif gagal ginjal akut, selanjutnya pasien akan dilakukan perawatan di ruangan intensif berupa High Care Unit (HCU)/Pediatric Intensive Care Unit (PICU) sesuai indikasi.

Selama proses perawatan, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) akan memberikan obat dan terus memonitoring kondisi pasien yang meliputi volume balance cairan dan diuresis selama perawatan, kesadaran, napas kusmaull, tekanan darah, serta pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam.

“Selama proses perawatan pasien Gagal Ginjal Akut akan diberikan Intravena Immunoglobulin (IVIG). Sebelum diberikan, RS harus mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan,” ujar dr. Yanti.

BACA JUGA: BSU Ketenagakerjaan 2022 Tahap 6 Gagal Cair Tanggal 17 Oktober, Begini Penjelasan Kemnaker

Menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat sejak Agustus lalu. Puncaknya terjadi pada September dengan 78 kasus. Meskipun demikian, Kemenkes meminta masyarakat untuk tetap tenang, selalu hati-hati dan waspada.

“Gagal Ginjal Akut pada Anak ini telah terjadi pada awal tahun 2022, namun baru mengalami peningkatan pada September. Sejumlah antisipasi telah kita lakukan termasuk melakukan fasilitasi dengan menyusun pedoman penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut pada Anak,” ungkap dr. Yanti.

Kemenkes secara aktif akan terus memantau dan melacak kasus di masyarakat guan menemukan kasus gagal ginjal akut sedini mungkin.

Salah satunya dengan melaporan penyakit gagal ginjal akut pada anak maupun penyakit menular lainnya melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Baeed Surveillance (SKDREBS)/ Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) di https://skdr.surveilans.org  dalam waktu kurang dari 24 jam.

BACA JUGA: Tips Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 47 & 48: Perkiraan Tanggal Pembukaan Pendaftaran

Apabila fasyankes tidak memiliki akun SKDR, bisa melaporkan ke Dinkes dengan mengisi Formulir Penyelidikan Epidemologi (PE) yang dapat diunduh di https://skdr/surveilans.org dan mengirimkannya ke PHEOC melalui nomor WhatsApp 087777591097 atau email poskoklb@yahoo.com atau pheoc.indonesia@gmail.com

“Pelaporan ini berlaku untuk semua penyakit yang berpotensi terjadi KLB, kami harapkan Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan terkait bisa melaporkan secepatnya,” ujar dr. Yanti.

Demikian informasi terkait gejala dan penanganan awal penyakit gagal ginjal akut pada anak. Semoga bermanfaat.***

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Menunggu Racikan Shin Tae-yong, Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan yang Empat Kali Menang, Cetak 12 Gol Tanpa Pernah Kebobolan

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Timnas U-23 Indonesia harus meladeni tim super berat di semifinal Piala Asia U-23 tahun 2024 Qatar...