TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Jakarta kembali mencetak sejarah! Proyek MRT Jakarta Fase 2A menghadirkan terowongan kereta bawah tanah bertingkat pertama di Indonesia, berlokasi di jalur Stasiun MRT Sawah Besar – Mangga Besar.
Desain stacked tunnel tersebut dibuat karena keterbatasan ruang di kawasan Gajah Mada, sehingga kedua jalur—arah Selatan dan Utara—dibangun bertumpuk di kedalaman hingga 28 meter! Struktur ini akan menjadi terowongan dan stasiun MRT terdalam di Indonesia.
Dengan teknologi Tunnel Boring Machine (TBM) berdiameter raksasa, pembangunan tetap presisi tanpa mengganggu bangunan di permukaan. Fase 2A ditargetkan rampung tahun 2029, menghubungkan Bundaran HI hingga Kota.
“Transportasi publik Jakarta selangkah lebih modern, efisien, dan andal untuk masa depan kota. Satu inovasi untuk kualitas hidup yang lebih baik!,” tulis akun X @DKIJakarta milik Pemprov DKI Jakarta,
Laman resmi PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) menyebut kemajuan pembangunan konstruksi fase 2A per Oktober 2025 telah melampaui target akhir tahun.
Pada akhir Oktober lalu, perkembangannya telah mencapai 54,36 persen dari target 51,73 persen. Capaian tersebut bahkan telah melampaui target akhir 2025 yang ditetapkan, yaitu 53,29 persen. Capaian melampaui target juga ditorehkan oleh setiap paket kontrak sipil.
Pada paket kontrak CP201, dari target 89,23 persen, telah berhasil mencapai 90,2 persen dengan sejumlah pekerjaan utama di Stasiun Thamrin meliputi:
- test pit utilitas dan pemasangan traffic decking pada entre 1
- pemasangan boredpile pada entre 3
- pemasangan waterproofing dan rebar base slab dan pekerjaan arsitektural pemasangan dinding pada combine building entre 4 CTVT
- pemasangan rebar untuk dinding entre 5, 7, dan 8, serta jet grouting di entre
Selain itu, tim konstruksi juga melanjutkan pekerjaan instalasi homogeneous tile, dinding ACP, dinding drywall dan rangka ceiling pada level concourse dan platform, serta instalasi pipaa, ducting, cable tray, fireboard dan hydrant box.
Stasiun Thamrin merupakan stasiun dengan entrance terbanyak yaitu sembilan, serta stasiun terpanjang hingga 440 meter. Stasiun ini juga akan menjadi stasiun transit dengan lin timur barat.
Di Stasiun Monas, pekerjaan utama meliputi reinstatement entre 1, pengecoran dinding dan atap entre 2, penyelesaian arsitektural pada koridor entre 1 & 2, instalasi steel structure elevator 1 pada level ground, instalasi granit dan handrail tangga, serta shutter pada entre 1, dan instalasi travelator, pipa, ducting, serta partial acceptance test untuk station fan, socket outlet, dan lighting fixtures. Kedua stasiun ini ditargetkan beroperasi pada 2027 mendatang.
Target paket kontrak CP202 pun terlampaui, yakni dari 55,78 persen, per Oktober 2025, perkembangannya mencapai 59,36 persen. Sejumlah pekerjaan utama seperti ekskavasi boks stasiun, pengecoran base slab dan waterproofing canal underpass, hingga persiapan breakthrough TBM 1 di sisi udara Stasiun Sawah Besar.
Sementara itu, pada paket kontrak CP203, per Oktober 2025, telah menyelesaikan 79,11 persen pekerjaannya dari target 78,31 persen.
Sejumlah pekerjaan utama terus dikerjakan seperti struktur kolom pada entre stasiun, backfill, hingga instalasi hanging wall pintu tepi peron (platform screen doors). Khusus di Stasiun Glodok, tim konstruksi sedang mempersiapkan breakthrough TBM 1 ke Stasiun Mangga Besar.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Sementara itu, Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
PENGEMBANGAN KAWASAN
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development).
Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat.
Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer dengan total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit.
Jarak antarstasiun sekitar 0,6—1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2.
Pembangunan fase 2 merupakan proyek strategi nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional.
Selain itu, Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 1713 Tahun 2019 tentang Perubahan Keputusan Atas Gubernur Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur Mass Rapid Transit Koridor Bundaran HI—Kota menjadi landasan penetapan jalur dan stasiun di fase 2A.
