Selasa, 28 Oktober 2025

Menaker Yassierli: Pekerja BUMN Harus Antisipasi Tantangan Disrupsi AI dan Industri Hijau

Menaker menekankan bahwa Indonesia memiliki tiga nilai sosial utama yang menjadi kekuatan bangsa, yakni gotong royong, kekeluargaan, dan musyawarah mufakat. Nilai-nilai ini, katanya, bisa menjadi modal besar untuk memperkuat daya saing nasional di tengah perubahan global.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menilai serikat pekerja (SP), khususnya di lingkungan BUMN, harus bersiap menghadapi dua tantangan besar dunia kerja: disrupsi akibat kemajuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan peralihan menuju industri hijau.

Menurut Menaker Yassierli, serikat pekerja memiliki peran penting dalam memastikan proses perubahan ini berlangsung secara adil dan inklusif.

“Semangatnya adalah bagaimana kita bisa menyambut era AI dan transisi energi dengan cara yang adil, inklusif, dan tidak meninggalkan siapa pun,” kata Yassierli saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Forum Komunikasi SP Sekar BUMN 2025 di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menaker menekankan bahwa Indonesia memiliki tiga nilai sosial utama yang menjadi kekuatan bangsa, yakni gotong royong, kekeluargaan, dan musyawarah mufakat. Nilai-nilai ini, katanya, bisa menjadi modal besar untuk memperkuat daya saing nasional di tengah perubahan global.

“Gotong royong dan kekeluargaan adalah DNA bangsa kita. Nilai-nilai ini harus menjadi energi kemajuan,” ujarnya.

Namun, Yassierli menilai semangat kebersamaan itu mulai memudar di dunia kerja. Padahal, menurutnya, budaya gotong royong selama ini menjadi kekuatan utama masyarakat Indonesia untuk bertahan dan tumbuh bersama.

Ia juga mengingatkan bahwa tanpa kesiapan menghadapi disrupsi teknologi dan transformasi hijau, tenaga kerja lokal berisiko tersingkir oleh tenaga kerja asing.

“Kita tidak boleh kehilangan kesempatan di negeri sendiri,” tegasnya.

Lebih jauh, Yassierli menilai transformasi hubungan industrial perlu diarahkan pada visi bersama antara manajemen dan serikat pekerja. Tujuannya, membangun ekosistem industri yang solid, berasaskan kekeluargaan, dan berorientasi pada kemajuan bersama.

“Perusahaan jangan hanya fokus ke dalam, tapi juga harus melihat ke luar. Kita ingin perusahaan maju, masyarakat sekitar tumbuh, dan pelaku usaha kecil ikut berkembang,” ujarnya seperti dilansir laman kemnaker.go.id.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Pengentasan Kemiskinan: Mengintip Catatan Grameen Bank, BRAC, dan PNM

TENTANGKITA.CO – PENGENTASAN KEMISKINAN selalu menjadi janji dari setiap pemerintahan. Namun, janji tinggal janji apabila tidak ada kebijakan yang...