Jumat, 19 April 2024

Erupsi Gunung Anak Krakatau: BMKG Minta Antisipasi Kemungkinan Tsunami Malam Hari

BMKG, BNPB, dan Badan Geologi merilis pernyataan bersama tentang antisipasi kemungkinan tsunami akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – BMKG, BNPB, dan Badan Geologi merilis pernyataan bersama tentang antisipasi kemungkinan tsunami akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.

Ada tiga poin yang disampaikan dalam pernyataan bersama Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan PVMBG Badan Geologi terkait dengan kewaspadaan potensi dampak erupsi Gunung Anak Krakatau yang saat ini sedang berlangsung.

Berikut ini 3 poin penting yang disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikora terkait potensi tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau:

  1. Telah terjadi peningkatan level aktivitas Gunung Anak Krakataau dari level II atau waspada ke level III atau siaga.
  2. Secara historis Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami (beberapa kali) sehingga perlu disampaikan hal-hal sebagai berikut:
  • Untuk antisipasi potensi terjadi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM, terus memonitor perkembangan Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda.
  • Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level II menjadi level III, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari sesuai info yang disampaikan BMKG.

“Kenapa terutama di malam hari? Karena di malam hari sulit untuk bisa melihat secara visual adanya gelombang tinggi yang mendekati pantai. Kalau siang, cukup untuk terlihat hal tersebut. Artinya, aktivitas masih bisa terus berjalan,” ujar Dwikora dalam pernyataan pers virtual di kanal YouTube BMKG, Senin malam 25 Mei 2022.

  1. Masyarakat diminta tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab. Pastikan informasi hanya bersumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, BMKG, serta BPBD setempat.

“Dan perlu dipahami waspada, bukan evakuasi.  Waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan, serta memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG, Badan Geologi, dan BNPB,” kata Dwikora.

LAPORAN PVMBG

Berikut ini laporan PVMBG Badan Geologi terkait dengan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau:

  1. Pendahuluan

Gunung Anak Krakatau yang berada di kawasan Selat Sunda, Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada posisi 06o06’05” LS dan 105o 25’ 22,3” BT. Sejak kelahiran G. Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi sehingga G. Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi. Pasca erupsi yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018 yang kemudian kolapsnya tubuh bagian barat daya dari G. Anak Krakatau, tinggi G. Anak Krakatau saat ini sekitar 150 mdpl.

BACA DEH  Bulan Juli, Sebagian Menteri Sudah Ngantor di Ibu Kota Nusantara (IKN)

Karakter letusan G. Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1– 6 tahun. Erupsi-erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava.

  1. Pengamatan Visual

Secara visual, tinggi hembusan asap selama periode 1 – 24 April 2022 dari arah Pos PGA Pasauran dan Kalianda serta dari CCTV umumnya jelas hingga tertutup kabut. Saat cuaca cerah teramati hembusan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi kolom hembusan sekitar 25 – 3000 meter dari atas puncak

  1. Anak Krakatau, dengan angin lemah hingga kencang kearah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Teramati Letusan dengan tinggi kolom 50 – 2000 meter dari atas puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga kehitaman dengan dominan arah angin ke tenggara dan selatan.

III.    Pengamatan Instrumental

Kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 1 – 24 April 2022 ditandai dengan terekamnya 21 kali gempa Letusan, 155 kali gempa Hembusan, 14 kali Harmonik, 121 kali gempa Low Frequency, 17 kali gempa Vulkanik Dangkal, 38 kali gempa Vulkanik Dalam, danTremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 55 mm (dominan 50mm) serta terekam 2 kali gempa Tektonik Lokal, 6 kali gempa Tektonik Jauh dan 1 gempa Terasa dengan skala I MMI. Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022.

Pengukuran deformasi dengan menggunakan Tilmeter yang dipasang di Stasiun Tanjung menunjukkan fluktuasi komponen X (tangensial) dan Y (radial). Inflasi pada tubuh G. Anak Krakatau teramati sejak tanggal 18 April 2022 dan sedikit mulai intens teramati sejak tanggal 22 April 2022.

III. Evaluasi

Aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022. Dan pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut. Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo Tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus. Peningkatan ini diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi.

Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada

–    14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari,

BACA DEH  Bulan Juli, Sebagian Menteri Sudah Ngantor di Ibu Kota Nusantara (IKN)

–    15 April 68,4 ton/har

–    17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari dan

–    23 April melonjak drastis dengan 9219 ton/hari.

Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi G. Anak Krakatau saat ini.Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava.Jumlah SO2 pada periode di atasmencapai 9,2 kilo Ton. Bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo Ton dan September-Oktober 2018 19,4 kilo Ton.

Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas G. Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik.

IV. Potensi Bahaya

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan hampir seluruh tubuh G. Krakatau yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana. Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktivitas G. Anak

Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2km dari pusat erupsi namun kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh. Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin dapat menjangkau kawasan yang lebih jauh.

V. Kesimpulan dan Rekomendasi

  1. Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas G. Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.
  2. Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga), masyarakat / pengunjung / wisatawan / pendaki tidak diperbolehkan mendekati G. Krakatau dalam radius 5 km dari Kawah Aktif.
  3. Badan Geologi akan terus berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan/ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang/ dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
  4. Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi G. Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat.
  5. Untuk informasi dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Krakatau (0254) 651449 atau 085846324506 di Pasauran (Provinsi Banten).
Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Dana Bansos PKH dan BPNT Januari-April 2024 Baru Cair

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Dana Bansos pemenuhan keluarga harapan (PKH) dan bantuan tunai non tunai (BPNT) Januari-April 2024 akhirnya mulai...