Kamis, 28 Maret 2024

Bacaan Doa dan Arti serta Shalat Malam Nisfu Sya’ban

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Bacaan doa dan arti serta perbedaan pandangan Shalat Nisfu Sya’ban bisa disimak dalam artikel yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, nu.or.id.

Artikel bacaan doa dan artu serta shalat malam Nisfu Sya’ban diambil dari dua artikel dengan judul dan tautan sebagai berikut:

  1. Doa yang Dibaca pada Malam Nisfu Sya’ban
  2. Penjelasan Ulama terkait Kontroversi Shalat Sunnah Nisfu Sya’ban

Silakan simak dua artikel tentang doa dan arti di malam Nisfu Syaban…

Malam Nisfu Sya’ban menjadi malam yang istimewa bagi umat Islam. Di malam tersebut, diyakini catatan amal tahunan dilaporkan. Karenanya, tak aneh bila pada malam tersebut, ada amalan tertentu yang dilakukan sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 

Tidak hanya itu, ada pula doa khusus yang dipanjatkan kepada Allah swt pada malam itu. Hal ini tidak lain dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya.

Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitabnya, Maslakul Akhyar, mencatatkan doa berikut sebagai doa yang dipanjatkan pada malam Nisfu Sya’ban:

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât.

Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan.

Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufik untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad saw dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah swt.”  

Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akhyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, (Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa catatan tahun], halaman 78-80).

Sebagai informasi, doa di atas dibaca untuk diri sendiri. Bila dibaca untuk bersama-sama, dhamir mufrad (untuk diri sendiri) pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak (untuk bersama-sama) bila dibaca berjamaah.

BACA JUGA: Download Video TikTok 2022 via SnapTik Tanpa Watermark

BACA DEH  Ini Posisi Universitas Terbaik di Indonesia Di Level Asia dan Dunia

BACA DEH: Link Download Lagu YouTube di MP3 Juice & Stafaband Gratis dan Cepat

Kontroversi Shalat Nisfu Sya’ban

Sebagaimana umumnya waktu-waktu istimewa dalam Islam, malam Nisfu Sya’ban juga memiliki banyak keutamaan sehingga pada momen tersebut umat Muslim dianjurkan melakukan dan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, salah satunya adalah shalat sunnah Nisfu Sya’ban.

Anjuran shalat ini salah satunya dipaparkan detail oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumiddin (1/203), sebagaimana berikut:

“Adapun shalat sunnah Sya‘ban adalah malam ke-15 bulan Sya‘ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat.”

“Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah.”

Keterangan yang dipaparkan al-Ghazali di atas berdasar salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan oleh al-Hasan yang artinya:

“Diriwayatkan dari Al-Hasan. Dikatakannya, ‘Telah meriwayatkan kepadaku tiga puluh sahabat Nabi saw. ‘Sungguh orang yang menunaikan shalat ini pada malam ini (Nisfu Sya‘ban), maka Allah akan memandangnya sebanyak tujuh puluh kali dan setiap pandangan Dia akan memenuhi tujuh puluh kebutuhan. Sekurang-kurangnya kebutuhan adalah ampunan.”

Hanya, sejumlah ulama mempermasalahkan shalat sunnah Nisfu Sya’ban ini. Al-‘Iraqi dari madzhab Syafi’i mentakhrij hadits yang dicantumkan al-Ghazali di atas dan berkesimpulan bahwa hadits tersebut bathil.

BACA JUGA: Link Download Lagu YouTube di MP3 Juice & Stafaband Gratis dan Cepat

BACA JUGA: Link Live Streaming All England 2022: Siaran Langsung Mulai 16 Maret

BACA DEH  Ini Posisi Universitas Terbaik di Indonesia Di Level Asia dan Dunia

Hadits Anjuran

Masih ada beberapa hadits anjuran shalat ini yang kemudian kualitasnya menuai kritik. Seperti hadits riwayat Ibnu Majah dari ‘Ali bin Abi Thalib yang dinilai dha’if (lemah), hadits dari Ali bin Abi Thalib terkait detail praktik shalat ini yang mendapat penolakan dari al-Ghumari, dan hadits tentang shalat nisfu Sya‘ban yang berjumlah 100 rakaat yang dianggap bid‘ah oleh Imam an-Nawawi.

Meski demikian, anjuran untuk menghidupkan malam Nisfu Sya‘ban dengan berbagai amalan, termasuk dengan amalan shalat sunnah, tak diperdebatkan oleh An-Nawawi. Banyak keutamaan yang disebutkan dalam banyak riwayat.

Pada dasarnya, menghidupkan malam Nisfu Sya‘ban merupakan hal yang disepakati, termasuk dengan amalan shalat sunnah. Yang dipermasalahkan oleh sebagian kalangan, termasuk oleh An-Nawawi adalah shalat sunnah Nisfu Sya‘ban yang 100 dan 14 rakaat, sebab dasar dalilnya bermasalah.

Malam 15 bulan Sya’ban ini tidak hanya anjuran melaksanakan shalat sunnah dua rakaat Nisfu Sy’ban, umat Islam juga bisa melakukan shalat sunnah lain seperti shalat sunnah awwabin, shalat sunnah taubat, shalat sunnah tahajud, shalat sunnah witir, dan seterusnya.

Bisa juga niat shalat sunnah Nisfu Sya’ban dengan penggabungan niat shalat sunnah lainnya sebagaimana telah disebutkan dengan catatan ikhlas karena Allah swt.   Kesimpulannya, shalat malam Nisfu Sya’ban dua rakaat tidak ada masalah dan bisa juga digabung dengan niat shalat sunnah lainnya. Yang dianggap tak berdasar adalah shalat sunnah 100 rakaat atau 14 rakaat.

Demikian artikel tentaang bacaan doa dan arti serta kontroversi tentang shalat Nisfu Sya’ban yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, nu.or.id.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Tuntutan Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud Petitum Sapu Jagat

TENTANGKITA.CO, JAKARTA  -  Tuntutan pemohon dua paslon Presiden-Cawapres  No.1   dan No.2 ] telah menyasar ke mana-mana sehingga ...