Selasa, 7 Mei 2024

Peran NU dan Jokowi Berpotensi Menentukan Kemenangan Capres di Pemilu 2024

Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama dan Presiden Joko Widodo bisa menjadi penentu kemenangan calon presiden

Hot News

TENTANGKITA.CO- Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama dan Presiden Joko Widodo bisa menjadi penentu kemenangan calon presiden saat berlaga pada pemilihan presiden 2024 mendatang.

Ini bisa dilihat dari hasil survei dari beragam lembaga yang menyatakan jarak keterpilihan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sangat tipis bahkan masih masuk dalam batas galat atau batas kesalahan (margin of error).

“Data dari lembaga survei kredibel menunjukkan bahwa jarak Pak Prabowo dan Pak Ganjar masih dalam rentang margin of error. Kalau dengan Mas Anis memang agak jauh jaraknya, jadi kita coba menganalisis yang jaraknya dekat dulu, antara Pak Ganjar dan Pak Prabowo,” kata Pakar Sosiologi Politik sekaligus dosen senior di Fisipol UGM Yogyakarta Dr Kuskridho Ambardi dalam siaran pers Kamis 31 Agustus 2023.

BACA JUGA:Kopi Vietnam Sianida Jessica Wongso Akan Difilmkan di Netflix Akhir September Mendatang, Ini LINK Trailer

Dengan hasil yang masih dalam rentang margin of error, maka jika hasil survei Ganjar ditambah 2 persen dan Prabowo dikurangi 2 persen (rentang margin of error) atau sebaliknya, maka cukup mencari suara tambahan 5-7 persen bagi Prabowo maupun Ganjar supaya bisa memenangi laga politik lima tahunan ini.

“Ketika 5 sampai 7 persen itu dibutuhkan, NU sebagai basis masa terbesar di Indonesia saya kira sangat bisa,” ujar Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2010-2019 yang akrab dipanggil Dodi ini.

Doktor ilmu politik dari Ohio State University (OSU) Amerika Serikat ini menganalisa, dukungan dari NU sangat diperlukan karena organisasi yang kini telah berusia 2 abad ini memiliki basis massa loyal tradisional yang cukup bisa digerakkan oleh sebuah tim. NU juga memiliki pengalaman menggerakkan massa dan banyak tokoh NU yang memiliki pengalaman elektoral.

BACA DEH  Update Info Seleksi CPNS di Sekolah Kedinasan, Kementerian dan Pemda

Selama ini, karena pengurus PBNU terikat khittah untuk tidak berpolitik praktis, mereka tidak bisa secara terang-terangan menggerakkan warga NU sehingga di setiap pemilihan legislatif suara nahdliyin tersebar di banyak partai politik.

“Padahal di luar struktur, PBNU bisa membentuk tim bersifat adhoc misalnya, yang bisa menjadi semacam mesin komando yang merencanakan strategi untuk mengajak pulang kandang warganya dałam satu komando PBNU,” ujarnya.

BACA JUGA:14 Persyaratan Masuk Daftar DTKS, Tak Penuhi Syarat ini Batal Dapat KJP Plus, KAJ, KPDJ dan KLJ 2023 di September Besok

Dodi menambahkan, struktur formal di NU memang berbentuk semacam federasi yang memiliki pemimpinnya di masing-masing pondok pesantren. Namun dengan “Mesin Komando” yang dibikin PBNU bukan tidak mungkin pondok-pondok pesantren maupun warga NU akan ikut dalam satu barisan bergerak memenangkan calon yang didukung PBNU.

Selain suara dari NU, ada faktor lain yang juga bisa menjadi panentu kemenangan yakni dukungan dari Presiden Joko Widodo. “Kalau magnet Presiden Jokowi itu sebagai presiden yang punya banyak atribut yang disukai pemilih dan sentimennya positif. Kalau NU punya basis massa besar, jadi dua-duanya baik NU dan Presiden Jokowi saya kira akan menentukan apalagi tambahan suara yang diperlukan hanya 5-7 persen,” ujar dosen departemen Sosiologi UGM ini.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

BPOM Amankan Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - BPOM temukan delapan jenis produk obat tradisional (OT) yang tidak memenuhi syarat (TMS) keamanan dan mutu....