Sabtu, 18 Mei 2024

Kualitas Udara di Jabodetabel Buruk, Begini Tanggapan Pakar Ekonomi Energi UGM

Kejadian tadi pagi mhn maaf saya cukupkan. saya tidak berkenan lg unt membahas. Semoga anak2 kita kelak menjadi anak2 yg sukses & berprestasi, bs mendapatkan kesempatan hadir ke acara2 kenegaraan.

Hot News

TENTANGKITA.CO– Keluhan mengenai kualitas udara yang buruk di kawasan Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi) sudah sangat mengkhawatirkan.

Data indeks kualitas udara di Jabodetabek menempati urutan keempat terburuk di dunia pada Rabu pagi ini (16/8).

Data ini berasal dari laman IQAir pukul 06.20 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 156.

BACA JUGA:Berikut LINK Pendaftaran, Syarat dan Formasi CASN CPNS Kemenkumham 2023 LENGKAP di September Besok

Tingkat polusi, DKI Jakarta masuk dalam kategori kondisi tidak sehat sejak tiga hari terakhir. Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5. Konsentrasi tersebut 13 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Dari WHO merekomendasikan masyarakat agar mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor.

Menanggapi hal ini Dr. Fahmy Radhi, MBA, dosen Sekolah Vokasi UGM sekaligus pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada berpendapat polusi udara Jabotabek sudah sangat ekstrem. Hal ini seharusnya juga membuat kebijakan pemerintah juga harus ikut ekstrem pula.

“Untuk menekan polusi dari kendaraan bermotor, pemerintah harus menerapkam kebijakan ganjil-genap kendaraan pribadi di seluruh wilayah Jabodetabek selama 24 jam,” tegasnya .

Kebijakan ini diharapkan akan mengurangi setengah jumlah kendaraan pribadi yang melaju di jalanan Jabodetabek. Untuk mendukung kebijakan itu, Pemerintah DKI diharuskan menambah bus angkutan massal berbasis listrik dan lebih serius lagi dalam pengembangan ekosistem Electric Vehicle.

BACA JUGA:Berikut LINK Pendaftaran, Syarat dan Formasi CASN CPNS Kemenkumham 2023 LENGKAP di September Besok

“Sedang untuk mengatasi polusi udara dari asap pabrik, pemerintah harus menindak tegas perusahaan yang tidak mengolah limbah dan masih menghasilkan asap yang memperburuk polusi udara. Semua itu harus ditempuh, tanpa kebijakan ekstrem, kita berharap banyak untuk mampu menekan laju polusi udara buruk dan tidak sehat di wilayah Jabodetabek,” terangnya

BACA DEH  Prakiraan Cuaca Kota Jakarta, Kamis (16/5): Ada Hujan Badai?

Dibagian lain Fahmi menjelaskan ada 3 PLTU yang beroperasi di sekitar Jabodetabek, yakni PLTU Suryalaya, PLTU Banten, dan PLTU Lontar, namun emisi karbon ketiga PLTU itu sudah sangat rendah.

Ketiga PLTU, menurutnya, sudah menekan di bawah ambang batas emisi sesuai ketentuan Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia No 15 Tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi.

BACA JUGA:Kenalan dengan Tim Paskibraka Peringatan HUT ke 78 RI 2023 Selain Lilly Indiani Suparman Wenda

Ketiga PLTU itu juga menerapkan teknologi Low NOx Burner yang dapat menekan polusi NO2 sangat rendah, di bawah ambang batas ditetapkan Kementerian LHK. Dengan demikian kualitas buruk udara di Jabodetabek bisa disimpulkan berasal dari asap kendaraan bermotor dan asap pabrik sebagai penyumbang terbesar polusi.

Presiden Jokowi menyampaikan kualitas udara di Jabodetabek selama sepekan terakhir di angka 156 sebagai kondisi dan tidak sehat. Ada beberapa faktor dinilai sebagai penyumbang kualitas udara buruk di Jabotabek, di antaranya pembuangan emisi dari transportasi yang menggunakan energi fosil dan aktivitas industri di wilayah Jabodetabek.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Hari Ke-815 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Sudah Kehilangan 491.080 Tentara

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Sejak 24 Februari 2022 hingga Sabtu (18/5) tahun 2024, pihak Rusia terus menelan kerugian yang sangat...