Senin, 20 Mei 2024

Ini Sosok Herbert Vere Evatt, Menlu Australia Di Balik Kemerdekaan RI

Pemerintah Australia mengklaim memainkan peran penting dalam negosiasi diplomatik selama periode ini, dengan Menteri Luar Negeri, Herbert Vere Evatt, yang menaruh minat besar pada perkembangan di Indonesia.

Hot News

TENTANGKITA.CO – Di balik sukses Indonesia memproklamirkan kemerdekaan  pada tahun 1945, ternyata, banyak peran serta tokoh politik dari berbagai negara.

Menguti naa.gov.au, di sana dituliskan pada tanggal 17 Agustus 1945, pasukan nasionalis Indonesia secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia setelah hampir 350 tahun berada di bawah kekuasaan Belanda.

Lima tahun revolusi dan permusuhan militer dengan pendudukan Belanda  terjadi. Sebagai hasil dari intervensi Inggris dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kesepakatan antara Belanda dan Indonesia tercapai pada  2 November 1949. Republik Indonesia  mendapat kedaulatan penuh dan tanpa syarat pada tanggal 27 Desember 1949.

BACA JUGA: Info Di Balik Kemerdekaan RI dan Ini Hasil Penelitian Belanda

Salah satu negara yang berperan itu adalah Australia. Dalam naa.gov.au,  Pemerintah Australia mengklaim memainkan peran penting dalam negosiasi diplomatik selama periode ini, dengan Menteri Luar Negeri, Herbert Vere Evatt, yang menaruh minat besar pada perkembangan di Indonesia.

Sosok Herbert Vere Evatt

Herbert Vere Evatt, pria kelahiran  30 April 1894, di East Maitland, New South Wales dan  meninggal 2 November 1965, Canberra, Wilayah Ibu Kota Australia, menurut britannica.com, adalah seorang negarawan, hakim, dan penulis hukum Australia.

Evatt: A Life, Pre-Owned Hardcover 0195535588 9780195535587 Peter Crockett  - Walmart.com

Dia  anggota penting dalam pemerintahan Partai Buruh dari tahun 1941 hingga 1949 dan menjadi pemimpin partai (1951-60).

Dia mendukung pandangan kontroversial yang mendukung hak Partai Komunis Australia untuk tetap eksis dan kemerdekaan yang lebih besar dari Britania Raya serta keberpihakan kepada negara-negara demokrasi yang lebih kecil, terutama Asia.

BACA JUGA: Jelang HUT KEMERDEKAAN: Presiden dan Wapres Diculik

Setelah meraih prestasi akademis yang cemerlang di University of Sydney, Evatt menjabat sebagai anggota legislatif New South Wales dari tahun 1925 hingga 1930.

BACA DEH  Pelajar Di DKI Dilarang Gelar Perpisahan Di Luar Kota

Dia menghabiskan 10 tahun (1930-40) sebagai hakim di pengadilan tinggi Australia dan kemudian memasuki dunia politik sebagai perwakilan federal.

Diangkat sebagai jaksa agung dan menteri luar negeri ketika Partai Buruh kembali berkuasa pada tahun 1941, ia mengupayakan suara yang lebih besar untuk Australia dalam keputusan militer Sekutu di Pasifik.

Yakin  Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat penting bagi keamanan Australia, ia membantu menulis piagam PBB, memimpin delegasi Australia ke majelis tersebut (1946-48), dan menjabat sebagai presiden Majelis Umum (1948-49).

BACA JUGA: Kapan Indonesia Merdeka, (Ternyata) Ini Sikap Tengil Belanda

Dalam hubungannya dengan PBB, dia adalah juru bicara yang gigih untuk hak-hak negara kecil.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Yayasan Komunitas Berdaya Indonesia: Bullying di Sekolah Berdampak Panjang Bagi Mental Siswa

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Sedikitnya 30 persen siswa tingkat SD dan SMP pernah menjadi korban perundungan atau bullying di sekolah...