Minggu, 28 April 2024

Transplantasi Ginjal Perdana di RS Fatmawati Sukses, Resipien Gadis 20 Tahun, Pendonor Ibu Kandung

Setelah proses operasi transplantasi atau cangkok ginjal tuntas, penerima donor atau resipien masih harus dirawat selama beberapa hari sampai kondisinya dinyatakan stabil untuk ke ruang perawatan biasa.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Rumah Sakit Umum Pusat (RS) Fatmawati sukses menjalankan operasi transplantasi ginjal pada Senin 22 Januari 2024.

Transplantasi ginjal yang lebih dikenal dengan operasi cangkok ginjal di RS Fatmawati berlangsung dari pasangan pendonor dan resipien yang merupakan ibu dan anak.

Resipien atau penerima donor adalah anak gadis berusia 20 tahun yang menderita gagal ginjal akibat glomerulonefritis kronik atau peradangan ginjal sejak Oktober 2023.

Sementara itu. yang bertindak sebagai pendonor adalah ibu kandungnya berusia 41 tahun. Sang ibu mendonorkan ginjal kirinya demi kelangsungan hidup anaknya itu.

Proses transplantasi ginjal memerlukan berbagai persiapan dari yang bersifat teknis, medis bahkan psikologis dalam beberapa bulan.

Persiapan teknis antara lain terkait dengan administrasi, sumber daya manusia atau SDM dan juga prasarana.

Sebelum pelaksanaan operasi transplantasi ginjal, berbagai persiapan telah dimatangkan sejak beberapa bulan yang lalu mulai dari administrasi, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan prasarana.

RSUP Fatmawati telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Transplantasi Nasional (KTN), dan ditetapkan sebagai rumah sakit penyelenggara transplantasi ginjal oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Transplantasi ginjal merupakan bagian dari program pengampuan layanan urologi-nefrologi yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk memeratakan layanan kesehatan di seluruh Indonesia.

Sebelum proses operasi transplantasi ginjal berlangsung, pendonor dan resipien harus melewati dulu pemeriksaan oleh dokter konsultan ginjal hipertensi (nefrologi).

Setelah itu, dokter konsultan ginjal itu memberikan persetujuan pendonor dan resipien untuk melakukan wawancara kelayakan medikolegal oleh tim hukum dan advokasi.

Setelah mendapat rekomendasi dari tim hukum dan advokasi, pendonor dan resipien harus melewati berbagai pemeriksaan penunjang serta konsultasi dengan spesialis dan subspesialis dari berbagai disiplin ilmu.

Gadis 20 tahun sebagai resipien juga telah menjalani serangkaian vaksinasi untuk mencegah kejadian infeksi pascatransplantasi.

Operasi transplantasi ginjal itu ditangani oleh dokter spesialis urologi RSUP Fatmawati bersama dengan dokter spesialis urologi konsultan dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai rumah sakit pengampu nasional.

Selain dokter spesialis urologi, operasi transplantasi ginjal juga melibatkan dokter spesialis nefrologi, anestesi, radiologi, dan berbagai dokter spesialis lain yang tergabung dalam tim transplantasi ginjal.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Operasi Transplantasi Ginjal Pertama di RS Dr Wahidin Makassar Sukses

FASE PASCAOPERASI

Setelah proses operasi transplantasi atau cangkok ginjal tuntas, penerima donor atau resipien masih harus dirawat selama beberapa hari sampai kondisinya dinyatakan stabil untuk ke ruang perawatan biasa.

Menurut Ketua Tim Transplantasi Ginjal dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, kondisi terakhir pedonor saat ini sudah stabil dan kembali ke ruang perawatan biasa, sementara kondisi resipien juga baik. Artinya, fungsi ginjalnya yang saat ini dalam pengawasan ketat sudah berlangsung baik.

“Resipien akan dirawat secara intensif, saat ini masuk ke dalam perawatan ICU. RS Fatmawati sudah mengembangkan ICU bertekanan positif yang kami khususkan untuk resipien transplantasi organ untuk meminimalkan infeksi pascaoperasi,” ujarnya.

Layanan transplantasi ginjal di RSUP Fatmawati diharapkan berkesinambungan dan menjadi alternatif solusi pengobatan untuk pasien gagal ginjal karena dapat memberikan kualitas hidup dan angka harapan hidup yang lebih baik.

Plt Direktur Utama RS Fatmawati dr. Mohammad Syahril  mengatakan pelayanan transplantasi ginjal ini merupakan wujud dari transformasi kesehatan pilar pelayanan rujukan.

Pelayanan yang terkait dengan kesehatan ginjal termasuk dalam pelayanan penyakit prioritas selain kanker, jantung, dan stroke.

“Upaya ini adalah upaya di hilir dengan maksud menekan biaya yang akan terjadi bagi orang-orang yang akan cuci darah secara rutin. Itu akan jauh lebih besar,” ujar dr. Syahril seperti dilansir laman milik Kemenkes.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan telah memiliki program untuk mengawal di hulu dengan preventif, yang lebih penting daripada upaya di hilir.

Program preventif mencegah masyarakat mengalami gagal ginjal kronis melalui berbagai cara edukasi dan promosi pola hidup sehat, termasuk pola makan dan pola hidup untuk membangun kebiasaan-kebiasaab yang dapat mencegah terjadinya gangguan ginjal.

Pasien yang akan melakukan transplantasi ginjal bisa mendapatkan pembiayaan dari BPJS Kesehatan, tetapi ada selisih biaya yang harus dibayarkan pasien. Selisih ini dapat dibayarkan secara mandiri atau asuransi lain.

Demikian informasi terkait dengan pelaksanaan operasi transplantasi ginjal atau cangkok ginjal di RS Fatmawati yang berlangsung sukses. Semoga bermanfaat.***

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Gempa Guncang Garut, Dirasakan Hingga Jakarta, Tangerang, Bandung

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Gempa mengguncang Kabupaten Garut, Jabar Sabtu (27/4) malam ini tetapi tidak berpotensi tsunami.BACA JUGAGempa Bumi...