Kamis, 25 April 2024

Menkes: Kanker Bisa Dikendalikan dengan Angka Survival Rate 90 Persen, Kuncinya Deteksi Dini!

Menkes membeberkan bahwa saat ini Kemenkes berupaya memenuhi alat deteksi dini untuk penanganan kanker pada wanita, pria dan anak.

Hot News

TENTANGKITa.CO – Deteksi dini menjadi kata kunci orang berpeluang menjadi penyintas penyakit tidak menular termasuk kanker.

Bahkan, kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dengan deteksi dini kanker bisa terkendali dengan angka survival rate penyakit kanker bisa 90 persen.

“Kanker itu dapat dikendalikan, angka survival ratenya tinggi tapi syaratnya harus deteksi dini. Sekitar 90% bisa dikendalikan, kalau ditemukan pada stadium lanjut maka 90% akan meninggal,” ungkap Menkes Budi Sadikin di acara Fun Walk peringatan Hari Kanker Sedunia di Jakarta.

Untuk itu, Menkes mengimbau agar masyarakat melakukan deteksi dini atau skrining kesehatan secara berkala.

BACA JUGA: KJP Bulan Maret 2023 Kapan Cair: Ini Prediksi Tanggal Pencairan

BACA JUGA: Info Terbaru Pendataan Penerima KJP Plus Tahap 1 Tahun 2023: Jangan Lupa Lakukan Ini Ya

Dengan begitu, kata Budi Sadikin, biaya perawatan, tingkat keparahan, kecacatan, bahkan kematian bisa dikendalikan.

Menurut Menkes, kasus kanker di Indonesia sebagian besar sudah dalam stadium lanjut. Kondisi itu menyebabkan 90 persen pasien kanker tidak dapat tertangani secara optimal sehingga sering berujung dengan kematian.

Di laman Kementerian Kesehatan disebutkan beberapa hal yang menjadi penyebab masyarakat tidak melakukan deteksi dini kesehatan mereka seperti:

– Pertama, masyarakat takut untuk melakukan pemeriksaan karena khawatir karena keterbatasan dana.

– Kedua, keterbatasan peralatan sehingga belum banyak fasilitas kesehatan utamanya di daerah yang mampu melakukan skrining kanker

– Ketiga, kurangnya tenaga kesehatan yang berkompeten.

BACA JUGA: Kartu Lansia Jakarta (KLJ) 2023 Kapan Cair: Mungkin Maret Tapi Dana Berkurang Jadi Rp300 Ribu

BACA JUGA: Kartu Lansia Jakarta (KLJ) 2023 Kapan Cair: Mungkin Maret Tapi Dana Berkurang Jadi Rp300 Ribu

UPAYA REFORMASI

Kemenkes kini tengah fokus menyiapkan langkah untuk mereformasi ketiga faktor tersebut antara lain dengan melakukan transformasi kesehatan layanan rujukan yang merupakan pilar kedua transformasi kesehatan.

Reformasi dari sisi pembiayaan, kata Menkes Budi Sadikin, sebenarnya sudah berjalan karena saat ini skrining kanker sudah ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Faslitas itu memungkinkan masyarakat bisa memanfaatkan secara gratis di fasilitas pelayanan kesehatan.

“Misalnya untuk kanker kolorektoral, sekarang untuk laki-laki usia diatas 50 tahun sudah bisa melakukan deteksi dini gratis di fasyankes,” ujar Budi Sadikin.

BACA JUGA: Dana Program Indonesia Pintar (PIP) 2023 Kapan Cair: Cara Cek Daftar Penerima, Bisa Pakai HP Tuh

BACA JUGA: Info Terbaru Pendataan KJP Tahap 1 2023: Cek Daftar Penerima di Tempat Ini

Reformasi yang terkait dengan peralatan medis, kini Kemenkes berupaya memenuhinya berdasarkan jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat.

Menkes membeberkan bahwa saat ini Kemenkes berupaya memenuhi alat deteksi dini untuk penanganan kanker pada wanita, pria dan anak.

Di antaranya ada mammografi dan USG di 514 kabupaten dan kota untuk deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan, pemenuhan CT Scan di 514 kabupaten/kota untuk deteksi dini kanker kolorektoral pada laki-laki, serta pemenuhan 10.000 hematoanalyser untuk mendeteksi kelainan darah putih pada anak-anak.

“Kanker payudara paling banyak diderita perempuan, kami sudah memasang 6000 USG, mudah-mudahan 10.000 USG bisa kita penuhi tahun ini. Kedua ada serviks, kita sudah wajibkan vaksinasi HPV. Testingnya nanti kita geser dari tes IVA dan papsmear ke HPV DNA, ini untuk pencegahan,” ujar Menkes.

BACA JUGA: Mohammad Bin Salman Bangun Mukaab Sebagai Ikon yang Berbentuk Kubus Mirip Kabah di Riyadh

BACA JUGA: Mohammad Bin Salman Bangun Mukaab Sebagai Ikon yang Berbentuk Kubus Mirip Kabah di Riyadh

Selain upaya preventif melalui skrining kesehatan, Kemenkes juga mendorong seluruh daerah mampu melakukan perawatan dan pengobatan kanker. Hal ini mengingat banyak pasien kanker yang melakukan pemeriksaan sudah dalam stadium lanjut.

“Kami mendorong agar 514 kabupaten dan kota mampu melakukan bedah onkologi dan kemoterapi serta 34 provinsi bisa melakukan radioterapi.

Selanjutnya dari segi tenaga kesehatan, Menkes berupaya mempercepat pemenuhan tenaga kesehatan yang bermutu dan berkualitas di seluruh fasyankes di Indonesia melalui beberapa program khusus seperti pengiriman dokter spesialis adaptan luar negeri, penugasan khusus, dan program pengampuan.

POLA HIDUP

Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) sebagai salah satu organisasi profesi yang dekat dengan layanan ini diminta Menkes untuk membantu pemerintah dalam penyediaan tenaga kesehatan yang dibutuhkan.

BACA JUGA: Bacaan Latin dan Arti Doa Malam Nisfu Syaban yang Jatuh Tanggal 7 Maret 2023

BACA JUGA: Pendataan KJP Tahap 1 Tahun 2023: Daftar Calon Penerima Sudah Dikirim ke Sekolah, Yuk Cek

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Dr Cosphiadi Irawan mengatakan di tahun 2020 setidaknya ada sekitar 10 juta penduduk dunia yang meninggal akibat kanker.

Dari tahun ke tahun, jumlah ini dilaporkan terus meningkat dan di tahun 2023 diperkirakan ada sekitar 13 juta kematian akibat penyakit berbahaya ini.

Cosphiadi membeberkan tingginya angka kematian kanker tersebut disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat seperti konsumsi makanan cepat saji, kurang aktivitas fisik, merokok, dan minum alkohol.

Kebiasaan buruk ini, lanjutnya, diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Pada stadium awal, kanker tidak menunjukkan gejala, sehingga seringkali tidak disadari oleh penderita. Akibatnya banyak kasus kanker yang terdeteksi pada stadium lanjut.

BACA JUGA: Weleh, Kurang Tidur Bisa Berefek ke Penyakit Kardiovaskular Seperti Jantung Koroner dan Diabetes Lho!

BACA JUGA: Siap-siap, Dana Program Indonesia Pintar (PIP) 2023 akan Cair: Bisa Cek Daftar Penerima Lewat HP Kok

“Kebiasaan ini menyumbang hingga 30%, karena itu deteksi dini sangat penting untuk pencegahan,” katanya.

Dia berharap upaya pemerintah untuk memperkuat deteksi dini penyakit kanker, dapat menekan jumlah kesakitan dan kematian akibat kanker.

“Di Puskesmas nantinya akan ada 10 ribu USG yang akan digunakan untuk deteksi dini kanker payudara, sehingga delay of diagnosis harapannya bisa kita kurangi,” kata Cosphiadi.

“Ini tentunya tidak terlepas dari peran teman-teman di rumah sakit, saatnya kita duduk bersama untuk mendukung pemerintah melakukan reformasi layanan kanker yang lebih baik,” pungkasnya.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Asia U-23: Indonesia vs Korsel, Berharap Mukjizat? Live

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Saya harus mengakui, saat hasil laga babak penyisihan Grup B Piala Asia U-23 di Qatar akhirnya...