TENTANGKITA.CO – BETA SELALU ADA. Eh, ini bukan judul lagu milik teman-teman di Indonesia Timur ya. Kalimat pendek penuh makna di atas adalah slogan yang jadi komitmen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-26. Perayaan jarig (ini bahasa Belanda ye) BUMN pembiayaan ultramikro itu jatuh bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.
Slogan itu terasa pas menggambarkan kiprah PNM sekarang. Lewat program Memberdayakan Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), perusahaan pelat merah ini punya 15,6 juta nasabah aktif. Menariknya, semuanya perempuan. Mayoritas para ibu alias emak-emak yang sering disebut dengan candaan: Ras Terkuat di Muka Bumi.
Kalau kita utak-atik ala statistik, berarti dari 10 perempuan Indonesia, satu di antaranya adalah nasabah PNM. Kan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah perempuan di negara kita gak sampai 150 juta orang. Ilustrasi itu baru bicara komposisi dari sisi gender.
Dari sisi cakupan geografis, PNM pun ada di hampir di seluruh negeri. Kantor cabang sudah berdiri di 36 provinsi. Jadi tinggal dua wilayah tingkat satu lagi yang tersisa. Kalau lebih detail, seperti ini datanya: kantor PNM ada di 6.165 kecamatan dari 7.400 kecamatan, di 452 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Slogan Beta Selalu Ada tidak berhenti di urusan kucuran kredit, jumlah nasabah, dan ketersebaran kantor PNM. Oh iya, lewat program Mekaar yang dimulai sejak 2016 sampai dengan Maret 2025, PNM sudah mengucurkan pinjaman sekitar Rp323,8 triliun.
Dengan model pembiayaan individual berbasis komunitas, Mekaar kini punya 893 ribu kelompok nasabah. PNM memfasilitasi grup beranggota 10 orang sampai dengan 30 orang itu dengan Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) sebagai bentuk pendampingan. Jadi, bukan kredit cair, urusan beres lantas tinggal nanti gimana nasabah mengembalikan pinjaman. Bukan begitu!
Pendampingan menjadi salah satu bentuk konkret tiga bantuan modal dari PNM kepada para perempuan prasejahtera yakni modal finansial, modal intelektual, dan modal sosial. Harapannya, dengan bekal itu, mereka jadi berani memulai atau terus menekuni usaha demi hidup yang lebih baik. Punya ‘bisnis kecil-kecilan’ bukan lagi ‘mimpi di siang bolong’.
Ras Terkuat di Muka Bumi yang jadi nasabah pun bisa berperan sebagai agen perubahan di lingkungan mereka. Kita hitung saja dari kelompok nasabah yang masing-masing punya ketua. Kalau 893 ribu—hampir satu juta lho—kelompok itu semakin berdaya pasti berpengaruh besar bagi perjalanan bangsa ini.
“Semangat Pancasila menjadi pijakan kami dalam memperkuat peran perempuan prasejahtera sebagai agent of change, menyatukan langkah menuju bangsa yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing,” ujar Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary.
TANTANGAN
Untuk urusan angka-angka rupiah dan kinjerja perseoran, manajemen PNM tentu patut berbangga dengan capaian selama 26 tahun ini. Namun, tantangan pasti juga tidak kecil.
Tantangan paling besar adalah menyangkut kualitas pembiayaan. Ya ini menyangkut bagaimana tiga modal itu benar-benar bisa memberdayakan nasabah. Pinjaman itu semestinya produktif tidak dipandang apalagi digunakan sebagai kredit konsumtif.
Edukasi dan literasi keuangan kepada nasabah punya peran penting untuk hal ini. Salah satu sarana edukasi ya lewat PKM. Pucuk pimpinan PNM di pusat dan cabang harus mampu mengembalikan efektivitas pertemuan setiap pekan itu.
PKM sempat tidak berjalan semasa pandemi Covid-19 terutama kurun tahun 2020 hingga 2022. Akibat wabah itu, orang dilarang berkumpul. Dampak dari keadaan itu harus diakui masih terasa dalam pelaksanaan pertemuan mingguan itu sampai sekarang.
Ada juga tantangan di internal. Korporasi ini sudah menjelma jadi perusahaan berukuran jumbo dengan lebih dari 71 ribu Insan PNM, sebutan untuk karyawan BUMN itu. Kasus sekecil apapun terkait pengucuran pinjaman harus mendapat perhatian manajemen agar tidak menjadi preseden di kemudian hari.
Perjalanan 26 tahun PNM—terutama dalam sembilan tahun program Mekaar—memang terwakili dengan tagline yang diusung yakni Tumbuh, Peduli dan Menginspirasi. Sebagai sebuah perusahaan, PNM jelas harus tumbuh dengan kinerja yang oke dari berbagai sisi.
Setelah tumbuh, PNM harus memiliki rasa peduli. Ukurannya adalah pemberdayaan masyarakat. Tumbuh tapi tidak peduli tentu bukan pilihan. Konkretnya, Insan PNM wajib hukumnya membersamai perjuangan para perempuan dari keluarga prasejahtera.
Setelah tumbuh—seperti kata Mekaar ya—dan peduli, manajemen PNM berkeinginan kiprah mereka bisa menginsipirasi banyak orang.
Kembali ke slogan di awal tulisan, ternyata ada anak kalimatnya yang terasa pas menggambarkan peran Insan PNM melayani emak-emak yang lagi berjuang memperbaiki kualitas hidup. Beta Selalu Ada, Karena Perjuangan Layak Ditemani, begitu bunyi lengkapnya.
Selamat jarig PNM….