TENTANGKITA.CO-Situasi Prancis masih mencekam. Usai kerusuhan besar di hampir semua kota setelah bocah keturunan Afrika Utara berusia 17 tahun, Nahel, ditembak oleh Polisi dalam pemeriksaaan lalu-lintas di Nanterre, Selasa (27 Juni 2023).
Sejumlah pihak melaporkan Presiden Emmanuel Macron kini sibuk. Dia, para menteri dan kepala kepolisian nasional menggelar pertemuan darurat.
Mengutip laporan Independent dan Spectator, tertulis bentrokan pertama meletus pada Selasa malam di dan sekitar pinggiran Paris, Nanterre. Di mana remaja, yang diidentifikasi sebagai Nahel M, 17, ditembak saat pemeriksaan lalu lintas.
BACA JUGA: Prancis Mencekam, Diberlakukan Jam Malam
Nama belakang Nahel belum dirilis oleh pihak berwenang atau keluarganya.
Ibu Nahel menyerukan pawai diam pada hari Kamis untuk menghormatinya di alun-alun tempat remaja itu dibunuh. “Saya kehilangan seorang anak berusia 17 tahun, mereka mengambil bayi saya,” kata ibu yang tidak menyebut namanya dalam video TikTok.
600 Orang Ditangkap
Sejauh ini, sudah 421 orang ditangkap polisi. Untuk meredam kerusuhan itu, Polisi Prancis menurunkan 40.000 petugas. Bahkan, euronews menulis polisi menangkap lebih dari 600 orang di Prancis, menyusul protes malam lainnya.
BACA JUGA: Prancis kembali tutup masjid karena dituding bela ‘Islam radikal’
Ibu dari Nahel, yang dilaporkan keturunan Aljazair, mengatakan dia tidak menyalahkan seluruh kepolisian atas kematian putranya – hanya petugas yang menarik pelatuknya. “Dia melihat wajah seorang Arab, seorang anak kecil, dia ingin mengambil nyawanya,” katanya seperti dikutip euronews.
Sebelumnya, Macron dikecam habis. Saat terjadi kerusuhan di berbagai kota, dia dan isterinya justru menyaksikan konser Elton John. Bahkan mereka berfoto-foto di belakangan panggung pertunjukkan.