Selasa, 30 April 2024

Tafsir Surat Al-Qamar ayat 1-8 Bersama KH Didin Hafidhuddin, Keyakinan Kebenaran Melahirkan Kesungguhan dalam Berislam

Hot News

TENTANGKITA.CO, BOGOR – Kita mulai kajian bersama KH Didin Hafidhudin dengan membaca Al quran Surat Al-Qamar ayat 1-8. 

“Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya. 

Dan sungguh, telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap kekafiran), (itulah) suatu hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka), maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka pada hari (ketika) penyeru (malaikat) mengajak (mereka) kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. dengan patuh mereka segera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, “Ini adalah hari yang sulit.”

Surat Al-Qamar termasuk kelompok Surat Makkiyah, yang diturunkan di Makkah, umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tauhid. 

Kesadaran keimanan bagi kita kaum muslimin, bahwa semua yang disampaikan Allah SWT melalui para Rasul, adalah kebenaran absolut, termasuk Hari Kiamat. Tidak ada kebahagiaan yang lebih hakiki, kecuali dengan berislam. 

Al-Qamar artinya bulan, karena dengan adanya bulan menjadi tanda-tanda kehidupan. Paling tidak terdapat lima hal yang berkaitan dengan bulan. Bulan adalah planet yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, paling melekat di dalam kehidupan. 

Jika bulan mendekati Kiamat, maka akan hancur kehidupan, Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Qamar. 

Pertama, bulan adalah cahaya penerang. Apabila bulan masih bersinar, maka masih akan terjadi kehidupan. Perhatikan Al Quran Surat Yunus ayat 5-6 : 

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”. 

BACA DEH  Ketika Anak Pancong ‘Kumpul’ di Kantor Menko Polhukam

Jadi, dalam konteks ini, keberadaan bulan adalah nikmat yang luar biasa bagi kehidupan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadist, “Ash-shabru diya-un”. Sabar adalah sumber cahaya yang sebenarnya. Sabar berasal dari hati yang bersih, dari hati yang bercahaya. 

Kedua, bulan dan matahari adalah sarana membangun keilmuan, terutama natural science, misalnya ilmu astronomi. 

Bagi orang islam, ilmu pengetahuan itu bertujuan untuk menguatkan tauhid, karena ilmu itu bersumber dari Allah SWT. Perhatikan Surat Al-Anbiya 31-33, 

“Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain). Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. 

Islami sains untuk melahirkan kesadaran ketauhidan. Setidaknya dari ilmu kealaman. Jika ilmu pengetahuan tidak melahirkan tambahan keimanan, maka akan melahirkan kesombongan dan ketakaburan, yang menuju pada kehancuran.

Ketiga, bulan dan matahari adalah makhluk Allah yang bergerak pada garis edarnya dan berada dalam penguasaan atau kendali Allah SWT. Perhatikan Surat Yasin 36-40: 

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah dia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. Semua yang ada di Langit dan bumi berada dalam kendali Allah SWT. 

BACA DEH  Ketika Anak Pancong ‘Kumpul’ di Kantor Menko Polhukam

Keempat, bulan, matahari, siang dan malam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Betapa luasnya penciptaan alam semesta ini, tapi kita dilarang menyembah alam. Perhatikan Surat Fushilat 37-38. 

“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari, sedang mereka tidak pernah jemu”. 

Kita tidak boleh menyembah langit dan bumi, tapi menyembah Pencipta langit dan bumi. Semakin kuat ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, maka semakin kuat tingkat keimanannya. 

Kelima, bulan menjadi tanda-tanda Hari Kiamat, seperti pada ayat yang kita bacakan tadi. Rasulullah SAW memperoleh mukjizat, baik yang berupa fisik, maupun yang berupa spiritual. Ayat-ayat Al-Quran ada yang bersifat ayat tanziliyah dan ayat kauniyah. 

Misal, dalam ayat yang kita baca tadi, bulan terbelah menjadi dua bagian: Satu menghadap ke barat, dan satunya ke timur. Ini salah satu bentuk mukjizat dari Rasulullah SAW. 

Mukizat bersifat fisik material. Umumnya, kita tidak mengetahui tentang mukjizat fisik tersebut, kecuali ada penjelasan dalam Al-Quran. Mukjizat Rasulullah yang bersifat spiritual tentu sangat banyak, Termasuk berupa Al-Qur’anul Karim yang kita imani.

“Subhanaka allahumma wa bihamdika. Ashadu an(l) laa ilaaha illaa anta. Astaghfiruka wa atubu ilaika”. 

Demikian catatan ringkas ini.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Asia U-23: Indonesia vs Irak Rebutan Posisi Ketiga dan Tiket Olimpiade

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Tim U-23 Indonesia akan menghadapi Irak di perebutan tempat ketiga sekaligus tiket otomatis ke Olimpiade 2024...